Tuesday, January 15, 2019

💰Membiasakan bersedekah 💰

Membiasakan bersedekah 

Seorang anak perempuan berumur dua tahun berlari menghampiri meja komputer dimana sang ibu biasa menaruh uang sisa belanja. Tangan-tangan kecilnya meraih beberapa uang logam dan celoteh cadelnya segera terdengar meminta sang ibu mengambilkannya sesuatu, “Bunda, ipak (infaq). Abi (ambil) itu.” Tangannya menunjuk-nunjuk kotak infaq yang diedarkan mushala ke setiap rumah.
Sang ibu dengan tersenyum mengambilkan kotak infaq di atas meja ruang keluarga tersebut dan meletakkannya di hadapan puteri kecilnya. Tangan-tangan kecil itupun dengan lincah memasukkan koin demi koin ke dalam kotak. Ketika uang logam di tangannya habis, dia pun bersorak gembira, “Horeee…ipak!” Ibu muda itu pun menatap anaknya penuh syukur.
Menyenangkan memang melihat anak kita sejak dini telah terbiasa bersedekah. Namun, ternyata mengajarkan anak untuk bersedekah tak sesederhana yang dibayangkan. Seperti perjalanan gadis kecil bernama Arina tersebut mengenal infaq. Sebelum usianya genap dua tahun, ayah bundanya telah membiasakan sang anak menaruh uang logam sisa belanja di kotak infaq.
Awalnya berniat untuk membiasakan sang anak berinfaq. Setiap ada uang logam, terutama sang ayah, segera menyemangati puteri kecilnya untuk memasukkan uang logam ke dalam celah kotak infaq, meski jari-jari kecilnya saat itu belum dapat memposisikan uang logam dengan baik. Seiring dengan waktu, sang anak pun terbiasa memasukkan uang logam yang dilihatnya langsung ke kotak infaq. Jari-jari kecilnya pun sudah terampil memasukkan uang logam tanpa bantuan.
Namun, yang kemudian terjadi sungguh di luar dugaan. Setiap melihat uang logam koin, Arina pun spontan menyebutnya infaq. Bahkan meskipun uang tersebut bukan untuk infaq. Ayah-bundanya pun segera menyadari bahwa infaq dalam persepsi puteri kecilnya adalah koin uang logam.
“Waaahh… kalau Arina tahunya infaq berupa uang logam recehan, gawat itu!” Ujar sang ayah. Maka Ayah-Bunda Arina pun sepakat untuk mengajarkan menginfaq-kan uang lembaran kertas ke kotak infaq agar sang anakpun tahu bahwa infaq tak cuma recehan.
Arina pun dengan senang hati belajar memasukkan uang lembaran seribuan dan lima ribuan ke dalam kotak infaq. Ayah-bundanya pun mulai lega melihat kemajuan tersebut. Namun, suatu hari mereka dikejutkan oleh tingkah anaknya. Mereka melihat Arina memasukkan beberapa lembar uang kertas ke dalam kotak infaq yang berada di atas lantai.
Pasalnya, sepertinya warna biru uang kertas yang dimasukkan oleh jari-jari puterinya bukanlah warna biru uang seribuan dan ooohhh… ada uang kertas berwarna merah yang kini juga tengah berusaha dimasukkan Arina.
Ternyata Arina telah berhasil memasukkan uang lembaran limapuluh ribuan dan kini tengah berusaha memasukkan lembaran seratus ribuan! Sementara itu dompet sang ayah tergeletak dalam keadaan terbuka di lantai kamar. Arian pun menoleh mendengar kepanikan orangtuanya, sambil tersenyum ia berkata, “Ipak niii…”
Sang ayah dan bunda pun saling menatap tak tahu berkata apa. “Yaaa… infaq memang tak boleh hanya recehan Nak, tapi kalau sebesar itu, Ayah-Bunda juga belum mampu,” begitulah kira-kira yang tercetus dalam hati kedua orangtuanya.
"Bahwasannya bersedekah di hari jumat dibandingkan semua hari dalam sepekan seperti sedekah di bulan ramadhan dibandingkan bulan bulan selainnya.
(Imam Ibnul Qayyim) "

#smpboardingindonesia #smpboardingsukabumi#smpkhalifahboardingschool #sukabumi#smptahfidz #smpberasrama#pondokpesantrenmodern #ayomondok#santrikeren #penghafalquran #anaksoleh#PPDBKhalifah

🏡 SMP Khalifah Boarding School
Kp cisande Hilir, Desa Cijengkol, Kec Caringin
Kab. Sukabumi Jawa Barat
☎️ (0266) 654 5265
📲 0823 0710 6108
💻 www.khalifah.sch.id
📩 khalifahboardingschool01@gmail.com




0 comments:

Post a Comment