Berbicara
pemuda berarti berbicara generasi suatu bangsa seperti yang disampaikan oleh
Bung Karno lewat kata-katanya yang heroik yang mampu membakar semangat “Berikan
Aku 1000 orang tua, niscaya akan kucabut semeru dari akarnya, berikan aku 10
pemuda niscaya akan kuguncangkan dunia.”
Sob, betapa dahyatnya
seorang pemuda untuk kebangkitan suatu bangsa karena pemuda adalah estapet
peradaban. Di era zaman sekarang kini sudah mulai bergeser bahkan hilang arti
dari sosok pemuda. Masa muda mereka habis hanya untuk mencetak prestasi-prestasi
dibidang semu.
Potret Pemuda Masa
Kini
Pada masa muda banyak
para pemuda yang disibukan dengan 3F (Fashion, food dan fun) pada fase ini
tidak sedikit para pemuda hanya pemburu gaya berpakain ala barat, pemburu
kuliner-kuliner yang hanya memuaskan nafsu lidahnya dan nongkrong di cafe-cafe
hanya demi meluapkan kesenangan sesaat. Pemuda para pencari hati perempuan yang
mampu menaklukan banyak perempuan, gaul bebas, sex bebas, dan LGBT mungkin
seperti itulah gambaran pemuda pada masa sekarang.
Seperti gaul bebas
yang sudah masuk ke kalangan pelajar SMP cukup mengkwatirkan 1 sekolah 12
siswinya dalam kondisi hamil (dihttps://lampung-tribunnews-com). Seperti itukah
potret pemuda-pemudi generasi bangsa terbawa oleh pergaulan yang kebablasan.
Bahkan banyak pemuda yang mengakhiri hidupnya dengan kemaksiatan.
Pemuda Pada Masa
Rasulullah
Sobat, mungkin ketika
seorang pemuda yang kaya raya, gaya hidupnya pasti penuh dengan glamor
kemewahan ditambah lagi dengan memiliki fisik tampan sudah pasti kelebihan
fisiknya digunakan untuk meraih ketenaran. Tetapi tidak pada sosok pemuda pada
masa Rasulullah. Ia seorang pemuda tampan dan kaya raya rela menjual dunianya
dengan akhirat.
Kemewahan dan
pelayanan yang terbaik, pakaian yang terbaik yang dimiliki oleh ibunya
diberikan kepada beliau. Tapi ketika masuk islam hilang semua kemewahan yang ia
terima ialah Mush’ab bin Umair beliau adalah salah seorang sahabat nabi yang
utama. Ia memiliki ilmu yang mendalam pemuda pencari ilmu dan kecerdasan
sehingga Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengutusnya untuk mendakwahi
penduduk Yatsrib, Madinah. Pantas saja amanah dakwah sudah ia emban diusianya
yang masih muda. Berprestasi demi islam dan ketika wafat pun ia mulia karena
mati syahid.
Sobat, semoga kita
menjadi para pemuda pencari ilmu Allah, pencari ridhoNya untuk meraih
kesuksesan diakhirat. Wallahua’alam. suara-islam.com
0 comments:
Post a Comment