Menumpuknya sampah
yang ditinggalkan manusia di daratan, terutama sampah plastik, ikut menjadi
masalah bagi binatang-binatang di lautan. Tak hanya binatang, terumbu karang
dan habitat laut ikut rusak akibat sampah plastik yang dibuang sembarangan,
hingga bermuara ke laut. Seekor paus sperma bahkan ditemukan mati terdampar di
Wakatobi, Sulawesi Tenggara, dengan 5,9 kilogram sampah yang ada di dalamnya.
Botol minuman plastik, jaring, tali rafia, sobekan terpal, bahkan tutup galon
ditemukan dari dalam perut paus nahas itu. Sampah yang ditemukan dalam tubuh
hewan laut bukan hanya sekali ini terjadi. Sebelumnya, ada sederet kasus
serupa, salah satunya seekor penyu yang hidungnya tersumbat sedotan plastik,
tetapi berhasil diselamatkan setelah sedotan itu ditarik keluar dari hidungnya.
Peringkat ke-145 Indonesia sebagai negara dengan garis pantai terpanjang nomor
dua di dunia juga turut menyumbang jumlah sampah yang ada di lautan.
Berdasarkan data dari Ocean Health Index, Indonesia bahkan hanya menempati
peringkat ke-145 dalam hal kondisi perairan dan laut. Negara dengan jumlah
sampah laut terbanyak di dunia berdasarkan data Ocean Health Index Org.(Ocean
Health Index Org) Di urutan pertama adalah Georgia Selatan dan Kepulauan
Sandwich Selatan dengan nilai 92 persen pada 2017, saat rata-rata dunia
mendapat nilai 70 persen. Indonesia sendiri hanya mendapatkan nilai 64 persen.
Penyumbang sampah plastik terbesar Selain menempati peringkat bawah dalam
indeks perairan dan laut, Indonesia juga berandil dalam hal pembuangan sampah
plastik ke laut. Sebelumnya, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti
mengungkapkan, Indonesia menjadi penyumbang sampah plastik terbesar kedua di
dunia yang dibuang ke laut. "Indonesia merupakan negara penyumbang sampah
plastik ke lautan terbesar kedua di dunia, sampah plastik sangat
berbahaya," ujar Susi dalam sebuah keterangan tertulis yang diterima
Kompas.com, Minggu (19/8/2018). Ia mengatakan, Kementerian Kelautan dan
Perikanan pun berkomitmen mengurangi 70 persen sampah plastik di lautan pada
2025. 8 juta metrik ton Terdapat beberapa jenis sampah yang paling banyak ada
di lautan, baik kawasan pantai, perairan, maupun dasar laut. Puntung rokok
menjadi sampah yang paling banyak ditemukan di sana. Posisi selanjutnya
ditempati oleh plastik bungkus makanan, topi dan tutup, barang pecah belah,
botol plastik, dan plastik kemasan. Ocean Concervancy’s Trash Free Seas
Alliance memperkirakan terdapat 8 juta metrik ton sampah memenuhi lautan dunia.
Berdasarkan data dari Departemen Perdagangan Amerika tahun 1999, sampah
laut terdiri dari 80 persen sampah yang berasal dari manusia, dan sisanya 20
persen sampah berasal dari proses alam.// internasional.kompas.com
Thursday, November 29, 2018
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment