Jika
ditanya apa pelajaran yang wajib diberikan kepada anak-anak, mungkin belajar
bersikap empati menjadi salah satu jawabannya. Manusia hidup di dunia modern
dengan watak narsistik dan tidak peduli terhadap sesama. Kemiskinan, kebencian,
dan kekerasan, akan semakin mewabah jika kepedulian tidak ditanamkan sejak
dini.
mengajarkan empati dapat dimulai dengan
membawa anak berinteraksi dengan mereka yang kurang beruntung. Ajak anak untuk
berkunjung ke panti asuhan, menyapa pedagang kecil, berinteraksi dengan
pengemis, atau kelompok marjinal lainnya. Tanamkan dalam diri anak bahwa
kondisinya saat ini bisa lebih baik karena beruntung.
Kemudian
dilanjutkan dengan mendorong anak untuk berbagi dengan yang lain. Tanamkan pada
diri anak bahwa dia memiliki peran untuk memperjuangkan penghidupan orang lain.
Diawali dengan memberi bantuan, hingga ikut memikirkan solusi dari permasalahan
yang dihadapi kaum marjinal.
Jangan
anggap orang-orang tersebut sebagai kutukan yang harus dipandang sebelah mata.
Tanamkan pada diri anak bahwa kelak ketika mereka sudah besar, mereka harus
menjadi bagian perubahan.
Kepedulian
terhadap lingkungan juga dapat ditanamkan dengan kebiasaan di rumah. Mulai ajak
anak untuk selalu menjaga kebersihan rumah. Beri anak tanggung jawab untuk
menjaga kamarnya tetap bersih. Tanamkan pada diri mereka bahwa orang yang malas
adalah orang yang tidak peduli dengan orang dan akan berujung pada tidak
kepedulian.
Dorong
anak untuk terlibat dalam bersih-bersih lingkungan di sekolah. Ketika sedang
bersama anak, beri contoh yang konkret seperti memungut sampah dilingkungan
sekolah mengingatkan orang yang membuang sampah sembarangan, hingga membantu
lansia menyeberang.
Tidak
lupa anak juga diajari untuk peduli terhadap dirinya sendiri. Banyak orang
sering mengorbankan dirinya sendiri untuk kesenangan. Hal ini perlu
diantisipasi dengan memperhatikan gaya hidup anak.
Tapi,
ada banyak hal yang bisa kita lakukan agar dunia lebih baik lagi. Salah satunya
dengan membangun generasi masa depan yang menjalani hidup dengan bernafaskan
empati.
0 comments:
Post a Comment